Sunday, 15 November 2015

Lima cara menangani luka memar

Memar dapat terjadi karena adanya benturan pada bagian tubuh dengan benda keras. Bagian tubuh yang mengalami memar biasanya akan berwarna merah kebiruan, bengkak, serta nyeri.

Namun warna memar dapat berubah karena reaksi tubuh menyembuhkan memar. Penyembuhan memar alami tubuh yaitu dengan cara memecahnya dan menyerap kembali darahnya. Namun ada beberapa cara alami untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka memar.

1. Kompres dengan es

Es akan mendinginkan pembuluh darah di area yang memar, maka semakin sedikit darah yang akan keluar ke jaringan di sekitar pembuluh. Masukan es atau air dingin ke dalam kantung atau handuk dan tempelkan di atas bagian tubuh yang memar selama sekitar 10 menit.

2. Balut

Jika terjadi memar di lengan atau kaki, serega balut dengan perban elastis di sekitar daerah memar. Balutan akan mencegah pembuluh darah bocor sehingga memar tidak akan bertambah parah.

3. Kompres air hangat

Setelah sekitar satu hari mengkompres memar dengan es atau air dingin, cobalah ganti dengan kompres air hangat. Suhu panas akan membuat sirkulasi darah menjadi baik serta mencegah terjadinya pembekuan darah di area memar. Gunakan kantung atau kain khusus untuk kompres. Isi kantung dengan air panas dan taruh di atas bagian yang memar.

4. Gunakan seledri

Ambil satu genggam seledri segar, hancurkan, dan taruh di atas luka memar, balut dengan perban. Para ahli mengatakan, seledri dapat membantu mengurangi peradangan atau inflamasi, mengurangi rasa nyeri, dan menyembuhkan memar lebih cepat.

5. Cegah dengan vitamin C

Jika Anda sering mengalami memar, kemungkinan Anda kekurangan vitamin C. Cukupi kebutuhan vitamin C dengan sumber makanan alami karena hal ini bermanfaat memperkuat dinding pembuluh darah sehingga meminimalisasi pembentukan memar.

Pertolongan pertama jika anak demam

Demam adalah keluhan yang paling sering terjadi ketika orangtua berkonsultasi ke dokter, berdasarkan data yang dilansir oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. Setidaknya, sekitar 30 persen total kunjungan konsultasi merupakan keluhan demam.

Faktanya, demam bukanlah penyakit utama. Melainkan, reaksi tubuh terhadap suatu penyakit bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Untuk memastikan anak demam, orangtua harus mengukur suhu anak. Dikatakan demam apabila suhu tubuh melebihi 37,5 derajat celcius.

Meski demikian, tidak semua demam pada anak perlu berobat. Pertolongan pertama memainkan peran penting dalam mengatasi demam pada anak.

Dr. Dita Elvina, Koordinator Instalasi Gawat Darurat Brawijaya Children and Hospital menjelaskan langkah-langkah penanganan pertama yang orangtua harus lakukan di rumah, jika anak demam.

Bedrest

Mengistirahatkan anak dari berbagai macam aktifitas adalah langkah yang tepat untuk mengatasi demam.

"Biasanya, orangtua panik ketika tahu anaknya demam dan langsung dibawa ke RS. Sebaiknya, tunggu sampai tiga hari. Jika setelah tiga hari panasnya tidak turun, segera ke dokter. Selama itu, waktu istirahat anak lebih diperbanyak," jelas dr. Dita dalam acara media group discussion di Jakarta beberapa waktu lalu.



Kompres dengan air hangat

Sudah tidak asing lagi budaya di masyarakat kita, jika terkena demam langsung dikompres dengan air dingin. Padahal, air dingin tidak dianjurkan dan sebaiknya menggunakan air hangat.

Penggunaan air hangat akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi, yaitu melebarnya pembuluh darah dan pori-pori kulit, sehingga terjadi penguapan. Pengompresan dilakukan di lipatan ketiak, tapi bisa pula di punggung.

"Kompres di punggung juga sering dilakukan, karena punggung adalah bagian tubuh yang terpapar paling luas" kata dr. Dita.

Ia juga menambahakan durasi pengompresan adalah 1–1,5 jam dan setiap 15 menit air kompres harus diganti.



Terapi herbal

Terapi herbal sangat membantu, karena adanya proses evaporasi dalam tubuh dan memberikan relaksasi untuk anak. Biasanya terapi herbal menggunakan bawang merah.

“Ini bisa dilakukan untuk menurunkan demam anak. Caranya dengan membalurkan bawang merah yang sudah di potong tipis ke punggung anak. Dengan begitu, evaporasi atau penguapan panas akan terjadi,” jelas dr. Dita. (Muthia Zulfa) sumber : kompas