JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan Indonesia untuk memasukkan CPO (Crude Palm Oil) dan karet ke dalam APEC Environmental Goods List (APEC EG List) gagal terpenuhi.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian perdagangan RI, Iman Pambagyo mengatakan, sebenarnya pembicaraan mengenai promosi CPO dan karet ke dalam APEC EG List, sudah dimulai dari 2011.
Sepanjang tahun 2012, sebut Iman, dilakukan pertemuan yang sifatnya negosiasi. Tahun 2012 setelah negosiasi menyepakati EG List sesuai dengan mandat atau instruksi dari leader pada 2011 di Honolulu.
"Akhirnya melalui proses yang panjang, disepakati 54 EG List dengan catatan CPO dan karet belum masuk, meskipun sudah dimasukkan ke dalam list yang lebih besar seperti list of 352 kalau tidak salah, products to be considered," kata Iman di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/7/2013).
Iman mengatakan, pihak Indonesia berharap hal tersebut masih bisa didiskusikan lagi pada tahun ini. Pada tahun 2013 Indonesia menjadi ketua APEC dan mengusung aspirasi untuk menambah CPO dan karet ke dalam EG List.
"Tapi sampai dengan pertemuan di Surabaya, tingkat menteri ekonomi APEC belum mau membicarakan itu tahun ini," lanjutnya.
Membuka pembicaraan tentang usulan Indonesia menambahkan CPO dan karet ke dalam EG List berarti perlu diberikan pula kesempatan yang sama bagi negara APEC yang lain.
Setelah pertemuan di Surabaya pada April lalu, para Pejabat Tinggi APEC kembali bertemu di Medan dalam Pertemuan ke-3 Pejabat Senior APEC pada 5-6 Juli 2013. Dalam pertemuan itu, dibahas pula APEC EG List. Para Pejabat Senior sepakat mempertimbangkan usulan Indonesia dalam mengkaji dan membahas produk-produk yang tidak hanya berkontribusi pada lingkungan dan energi terbarukan, namun juga pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.
"Jadi konsepnya lebih mendasar sebetulnya. Jadi tahun ini kita mengusulkan supaya APEC melakukan kajian mengenai produk-produk yang ramah lingkungan, tergolong renewable energy, berkontribusi terhadap pembangunan pedesaan, juga berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan," kata Iman.
Ia juga menambahkan, Indonesia tidak meninggalkan aspirasi mempromosikan CPO, karet, dan beberapa produk non-manufaktur lainnya sebagai produk lingkungan. Pihak Indonesia ingin membahasnya secara lebih konseptual dan beberapa ekonomi APEC telah menunjukkan indikasi dukungan dan akan mengkajinya lebih lanjut.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian perdagangan RI, Iman Pambagyo mengatakan, sebenarnya pembicaraan mengenai promosi CPO dan karet ke dalam APEC EG List, sudah dimulai dari 2011.
Sepanjang tahun 2012, sebut Iman, dilakukan pertemuan yang sifatnya negosiasi. Tahun 2012 setelah negosiasi menyepakati EG List sesuai dengan mandat atau instruksi dari leader pada 2011 di Honolulu.
"Akhirnya melalui proses yang panjang, disepakati 54 EG List dengan catatan CPO dan karet belum masuk, meskipun sudah dimasukkan ke dalam list yang lebih besar seperti list of 352 kalau tidak salah, products to be considered," kata Iman di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/7/2013).
Iman mengatakan, pihak Indonesia berharap hal tersebut masih bisa didiskusikan lagi pada tahun ini. Pada tahun 2013 Indonesia menjadi ketua APEC dan mengusung aspirasi untuk menambah CPO dan karet ke dalam EG List.
"Tapi sampai dengan pertemuan di Surabaya, tingkat menteri ekonomi APEC belum mau membicarakan itu tahun ini," lanjutnya.
Membuka pembicaraan tentang usulan Indonesia menambahkan CPO dan karet ke dalam EG List berarti perlu diberikan pula kesempatan yang sama bagi negara APEC yang lain.
Setelah pertemuan di Surabaya pada April lalu, para Pejabat Tinggi APEC kembali bertemu di Medan dalam Pertemuan ke-3 Pejabat Senior APEC pada 5-6 Juli 2013. Dalam pertemuan itu, dibahas pula APEC EG List. Para Pejabat Senior sepakat mempertimbangkan usulan Indonesia dalam mengkaji dan membahas produk-produk yang tidak hanya berkontribusi pada lingkungan dan energi terbarukan, namun juga pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.
"Jadi konsepnya lebih mendasar sebetulnya. Jadi tahun ini kita mengusulkan supaya APEC melakukan kajian mengenai produk-produk yang ramah lingkungan, tergolong renewable energy, berkontribusi terhadap pembangunan pedesaan, juga berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan," kata Iman.
Ia juga menambahkan, Indonesia tidak meninggalkan aspirasi mempromosikan CPO, karet, dan beberapa produk non-manufaktur lainnya sebagai produk lingkungan. Pihak Indonesia ingin membahasnya secara lebih konseptual dan beberapa ekonomi APEC telah menunjukkan indikasi dukungan dan akan mengkajinya lebih lanjut.
ReplyDeleteThank you, your article is very good
viagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta