Wednesday, 6 February 2013


Pemerintah berencana menurunkan target produksi karet alam mulai tahun depan. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga karet agar tidak jatuh di pasar internasional.
Kementerian Pertanian menargetkan produksi karet alam pada 2013 turun 12,6 persen dibanding tahun ini. Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, kebijakan ini diambil karena karet merupakan komoditas ekspor yang rentan dengan fluktuasi harga.
Tahun ini, realisasi produksi karet alam Indonesia mencapai 3,04 juta ton dari target 2,90 juta ton. Tahun depan, target produksi karet Indonesia akan diturunkan menjadi 2,77 juta ton. Selain demi menjaga harga, Rusman mengatakan penurunan target produksi ini merupakan komitmen Indonesia dengan dua produsen karet terbesar lainnya yakni Thailand dan Malaysia. Ketiga negara ini tergabung di dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC).
"Produksi kita sebenarnya potensial untuk ditingkatkan tapi harga bisa fluktuatif. Karena itulah, tiga negara produsen karet terbesar sepakat mengontrol kuota baik dari sisi produksi maupun ekspornya," kata Rusman dalam Chief Editor Meeting bertajuk 'Refleksi 2012 dan Prospek 2013: Pembangunan Pertanian', di Menara 165, Jakarta, Rabu 26 Desember 2012.
Tiga negara produsen karet terbesar di dunia --Indonesia, Thailand, dan Malaysia-- memang sepakat memperbaiki harga karet alam dengan cara mengurangi ekspor hingga 300.000 ton. Pengurangan volume ekspor karet ini berlaku sejak Oktober 2012 sampai Maret 2013. Begitu diumumkan pada 16 Agustus 2012, harga karet (Daily Composite Price,/gabungan rata-rata harga di ketiga negara) langsung melonjak dari US$ 2,54 per kilogram menjadi sekitar US$ 2,9 per kilogram pada awal Desember 2012.
Rusman melanjutkan, untuk terus menjaga stabilitas harga karet, ITRC akan meminta Vietnam untuk ikut bergabung. Pasalnya, secara statistik produksi karet Vietnam sudah melampaui produksi karet Malaysia. Sehingga jika digabungkan, empat negara yakni Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam akan mengusai 80 persen pasar dunia. "Ini bukan persoalan kartel, tetapi kita harus menjaga petani di negara masing-masing," kata Rusman.
Berdasarkan data ITRC, total produksi karet dari tiga negara terbesar ini sudah mencakup 67 persen dari total produksi dunia. Produsen karet alam Indonesia sebagian besar adalah petani yang berjumlah sekitar 2,1 juta orang. Mereka menguasai 85 persen luas areal karet alam nasional.

1 comment: