Monday 11 November 2013

Heeem, lagi-lagi Bahasa Inggris, mungkin seperti itu yang ada dalam benak rekan-rekan kompasianer di sini setiap kali saya menulis tentang yang satu ini. Tapi, tidak menjadi soal seberapa tidak sukanya kita terhadap bahasa yang satu itu, kenyataan sudah menunjukkan bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Suka atau tidak, kita memang diperhadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk semakin mencintai English, seberapapun kita mungkin membencinya. Tentu saja, dengan tidak melupakan atau menomor duakan Indonesian.

Dalam pergaulan internasional, Bahasa Inggris berfungsi sebagai bahasa penghubung, bahasa bisnis, bahasa politik, dan bahasa ‘pemersatu’. Bayangkan saja bila kita salah dalam berkomunikasi dengan pihak luar, hal sepele bisa jadi besar, dan hal besar bisa dianggap kecil. Ini tentu akan berdampak signifikan terhadap apa yang sementara kita bicarakan atau negosiasikan. Mengerti bahasa, gaya bicara, dan budaya masing-masing negara akan memudahkan kita mengerti dengan jelas maksud dibalik ungkapan-ungkapan lawan bicara kita.

Bahasa Inggris di atas laut atau di atas kapal. Sebagaimana kita berbicara Bahasa Inggris di darat, maka kita juga perlu berbahasa Inggris di laut. Komunikasi Bahasa Inggris di laut ternyata menyimpan banyak keunikan dan ‘keanehan’ tersendiri. Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, bahwa Bahasa Inggris bagi pelaut ada sedikit perbedaan dengan yang umum kita kenal di darat. Selain beberapa kosa kata yang berbeda, budaya penyampaiannya pun akan terlihat berbeda. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh seorang bernama Helge Moulding, yang pernah mengatakan begini, “Language often reflects how we think about everyday matters, and that it can be quite different from culture to culture. What may seem like common sense can turn out to be merely idiosyncratic.” Rupa-rupanya saya memang mesti sepakat dengan Helge.

Kali ini, saya ingin menulis tentang beberapa komunikasi di laut yang menurut saya cukup unik. Begini. Ada beberapa jenis bendera yang ternyata memiliki arti tersendiri, dan perlu dimengerti oleh ‘orang-orang laut’. Bendera-bendera tersebut sepertinya diambil dari asal negara bendera bersangkutan. Misalnya beberapa bendera (flag) pada gambar di bawah ini.
Setiap bendera itu memiliki alphabetnya masing-masing. Misalnya A, B, C sampai Z. Setiap huruf tersebut tentunya punya arti masing-masing juga. Jadi, kalau umpamanya kita angkat bendera dengan huruf ‘S’ (sierra), bendera asal Sierra Leone maka artinya bisa ‘Engines - going astern’. Begitu juga untuk bendera ‘U’ (uniform) mungkin berasal dari UK, nah itu artinya ‘standing – into danger’. Untuk huruf ‘V’ (victor) artinya ‘require – assistance’. Seperti itu.
Itulah beberapa keunikan berkomunikasi di atas laut. Ada juga cara berkomunikasi dengan menggunakan dua huruf. Kalau ‘flag signals’ di atas tadi menggunakan satu huruf, maka yang satu ini menggunakan dua huruf atau dikenal dengan sebutan ‘two letter signals’. Apa itu? Ini beberapa contoh di antaranya. ‘AC’ – artinya I am abandoning my vessel. Umpamanya seorang Kapten Kapal (captain/master) hendak meninggalkan kapal yang sementara dinakodainya , ia dapat menggunakan signal tersebut.

Huruf ‘QD’ artinya I am going ahead. Sementara untuk ‘SO’ berarti yang bersangkutan sementara meminta Anda untuk menghentikan kapal dengan sangat segera, “You should stop your vessel instantly”. Bila huruf ‘AN’ yang muncul, maka itu artinya seseorang tersebut butuh kehadiran dokter, “I need doctor”. Bagimana dengan huruf ‘CD’ bukan berarti compact disc, melainkan “I require immediate assistance”. Lantas apa artinya ‘DV’? Itu berarti “I am drifting”. Penasaran dengan huruf ‘EF’? Signal tersebut bermaksud mejelaskan bahwa SOS atau MAYDAY sudah dibatalkan (canceled). Kalau seandainya ada crew yang jatuh ke laut atau ‘man overnoard’? Tanda yang bisa dipakai adalah ‘GW’ yaitu, “Man overboard. Please take action to pick him up”.

Sebenarnya masih banyak contoh signal dua huruf lainnya, ‘QX’ artinya “I request permission to anchor”. Atau juga ‘RU’ yang berarti “Keep clear of me; I am maneuvering with difficulty”, serta berbagai signal dua huruf lainnya yang perlu dikuasai ketika berkomunikasi di atas kapal. Ini menjadi penting bagi setiap pelaut, mengingat dalam keadaan tertentu respons yang cepat tanggap sangat diperlukan. Tidak menutup kemungkinan, pemakaian signal yang singkat dan padat adalah untuk mempercepat, mempertegas, serta mempermudah komunikasi di atas kapal.

Saya bermaksud memotivasi Anda sekalian untuk tetap semangat dalam memelajari English. Jadikan pengetahuan Anda sebagai sumber pendorong utama keberhasilan mempelajari suatu bahasa. Apapun itu. Sebagaimana saya hendak menyitir pemikiran Victor Lopez Gago yang berpendapat bahwa “ the more you talk, the more you make mistakes, the more and the faster you learn! Throw your shyness out of the window and start talking,” demikian pulalah saya hendak mengajak pembaca sekalian. Memang betul, semakin banyak Anda bicara Bahasa Inggris, mungkin saja akan semakin banyak kesalahan yang terucapkan. Namun, dengan demikian akan semakin cepat pula Anda belajar darinya. So? Buang rasa malu Anda dan start talking! sumber : kompasiana

1 comment: